Sebanyak 18 unit pesawat latih jenis Grob G120TP buatan pabrik Grob Aircraft di Tussenhausen Mattsies, Federasi Jerman pada tahun 2014 akan sepenuhnya di miliki oleh TNI AU. Namun demikian, jumlah itu dirasa belum mencukupi untuk membangun alutsista.
Dari 18 yang telah di pesan, empat pesawat latih buatan Jerman hari Jumat (20/09/2013) telah diserahterimakan di Lanud Adisutjipto Yogyakarta. Semua pesawat latih ini menggunakan mesin Roll Roys tipe 250-B17F. Kecepatan maksimum 429 kilometer per jam atau 237 knot.
Pesawat Grob G120TP dilengkapi dengan kanopi gelembung (buble) model geser. Sehingga memungkinkan mata dapat memandang hampir 360 derajat ke sekeliling, termasuk melihat penyetabil horizontal dan vertikal.
Pesawat buatan Jerman ini juga dapat dioperasikan dalam suhu -20 derajat celcius hingga maksimal 72 derajat celcius. Dana pembelian 18 pesawat latih dan pengoperasian pesawat mesin Roll Roys tipe 250-B17F itu mencapai USD 72 juta.
"Kalau dikaitkan dengan pembangunan alutsista yang ada, 18 pesawat training ini tentu tidak mencukupi," terang Kepala Badan Sarana Pertahanan (KaBaranahan) Kementerian Pertahanan Laksamana Muda TNI Rachmad Lubis, dalam acara penyerahan pesawat latih di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Jumat (20/09/2013).
Ia memaparkan ke depan, jika disetujui DPR RI, TNI AU ingin menambah kekuatan pesawat yang dapat pilot-pilot agar handal dan mampu bersaing dengan negara-negara lain. "Ke depan kami rencanakan penambahan kekuatan pesawat. Khusus fungsinya untuk latihan pilot," tandasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) tidak hanya meliputi alat, tetapi di dalamnya juga ada pelatihan untuk perawatan, pelatihan pilot, dan sarana pelatihan di home base (simulator). Selain itu, pelatihan untuk initial logistic support.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, empat pesawat latih Grob G120TP-A buatan pabrik Grob Aircraft di Tussenhausen Mattsies, Federasi Jerma hari ini Jumat (20/09/2013) diserahterimakan di Lanud Adisutjipto Yogyakarta. Ini adalah empat dari 18 pesawat latih yang dipesan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) dari Jerman. Sisanya akan diserahkan bertahap hingga pertengahan 2014.
Dari 18 yang telah di pesan, empat pesawat latih buatan Jerman hari Jumat (20/09/2013) telah diserahterimakan di Lanud Adisutjipto Yogyakarta. Semua pesawat latih ini menggunakan mesin Roll Roys tipe 250-B17F. Kecepatan maksimum 429 kilometer per jam atau 237 knot.
Pesawat Grob G120TP dilengkapi dengan kanopi gelembung (buble) model geser. Sehingga memungkinkan mata dapat memandang hampir 360 derajat ke sekeliling, termasuk melihat penyetabil horizontal dan vertikal.
Pesawat buatan Jerman ini juga dapat dioperasikan dalam suhu -20 derajat celcius hingga maksimal 72 derajat celcius. Dana pembelian 18 pesawat latih dan pengoperasian pesawat mesin Roll Roys tipe 250-B17F itu mencapai USD 72 juta.
"Kalau dikaitkan dengan pembangunan alutsista yang ada, 18 pesawat training ini tentu tidak mencukupi," terang Kepala Badan Sarana Pertahanan (KaBaranahan) Kementerian Pertahanan Laksamana Muda TNI Rachmad Lubis, dalam acara penyerahan pesawat latih di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Jumat (20/09/2013).
Ia memaparkan ke depan, jika disetujui DPR RI, TNI AU ingin menambah kekuatan pesawat yang dapat pilot-pilot agar handal dan mampu bersaing dengan negara-negara lain. "Ke depan kami rencanakan penambahan kekuatan pesawat. Khusus fungsinya untuk latihan pilot," tandasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) tidak hanya meliputi alat, tetapi di dalamnya juga ada pelatihan untuk perawatan, pelatihan pilot, dan sarana pelatihan di home base (simulator). Selain itu, pelatihan untuk initial logistic support.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, empat pesawat latih Grob G120TP-A buatan pabrik Grob Aircraft di Tussenhausen Mattsies, Federasi Jerma hari ini Jumat (20/09/2013) diserahterimakan di Lanud Adisutjipto Yogyakarta. Ini adalah empat dari 18 pesawat latih yang dipesan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) dari Jerman. Sisanya akan diserahkan bertahap hingga pertengahan 2014.
Description
: 18 Pesawat Latih Belum Cukup untuk Membangun Alutsista
Rating
: 4.5
Reviewer
: Unknown
ItemReviewed
: 18 Pesawat Latih Belum Cukup untuk Membangun Alutsista
0 komentar:
Posting Komentar